Naufal Hanif Amrulloh

  • Home
  • Teknologi
    • Gadget
    • Review
    • Harga
  • Sepakbola
    • Liga Inggris
    • Liga Spanyol
    • Liga Italia
  • Entertainment
    • Gosip
    • Biodata Artis
    • Foto Artis
  • Menu
    • Submenu1
    • Submenu2
    • Submenu3
  • Statis
  • Error
Home » Uncategories » Sepatu Baru untuk si Pemetik Daun Singkong (Cerita Inspiratif)

Sepatu Baru untuk si Pemetik Daun Singkong (Cerita Inspiratif)

NAUFAL SANG MASTER
Add Comment
Thursday, February 28, 2013


Usianya baru 12 tahun, duduk di bangku kelas 6 Madrasah Ibtida’iyah –setingkat SD-, namun posturnya yang tinggi membuat orang mengira ia siswa kelas 3 SMP. Januar Rizky, atau biasa dipanggil Kiki, tak kenal lelah mengumpulkan ikat demi ikat daun singkong yang berhasil dikumpulkannya setiap pulang sekolah. Kulit hitam dan merah di rambutnya adalah bukti kerasnya hidup yang dijalani bocah dari keluarga tak mampu ini. Namun, semua dilakukannya demi satu cita-cita, “Saya ingin membahagiakan ibu,” ujarnya malu-malu.
Setiap hari sepulang sekolah, Kiki dijemput bosnya dengan sepeda motor dan diajak ke ladang singkong. Bersama belasan anak sebayanya yang lain, Kiki berpacu dengan waktu memetik pucuk daun singkong yang oleh bosnya nanti dijual ke pasar. Jika Anda biasa makan lalap daun singkong di rumah makan Padang, boleh jadi itu adalah hasil petikan tangan Kiki. Untuk satu ikat kecil daun singkong yang dipetiknya, Kiki mendapat upah Rp 20,-, jumlah yang teramat kecil untuk simbah-peluhnya. Namun dasar Kiki adalah pekerja keras yang tak kenal lelah, sejak siang hingga senja tak kurang 150 ikat berhasil dikumpulkannya. Kiki pun tersenyum puas menghitung uang hasil jerih payahnya. Menjelang maghrib, ia segera pulang.
“1.500 buat ibu, buat masak. Sisanya saya simpan buat bayar sekolah dan uang jajan Rini,” ujar Kiki yang teramat sayang terhadap Rini, adiknya yang baru kelas 3 SD. Tak heran, setiap bulannya, orangtuanya tak perlu repot mengeluarkan uang bayaran sekolah karena Kiki sudah bisa membayar sendiri uang sekolahnya. Untungnya, ada BOS (Bantuan Operasional Sekolah) sehingga biaya sekolah lebih murah. Bahkan untuk membeli buku pelajaran pun, Kiki tak mau meminta. Kiki sadar, orangtuanya bukan orang yang mampu, sehingga ia tak mau merepotkan.
Sudah satu pekan ini Kiki tak mau bersekolah. Pasalnya, ia malu setiap hari harus ditegur guru dan kepala sekolahnya lantaran ia tak bersepatu. Setiap hari, Kiki hanya bersandal jepit ke sekolahnya. Selama ini, teguran dari gurunya ia simpan dalam hati. Tak ingin ia mengadukan perihal tersebut kepada Ayahnya. Ayah Kiki, hanya seorang pembuat miniatur menara dari bambu. Penghasilannya tak tentu, tergantung pesanan. Pesanan pun baru bisa dipenuhi sang Ayah jika ada modal untuk membeli bahan baku. Sementara ibunya, hanya seorang ibu rumah tangga yang menderita stroke, butuh biaya besar untuk mengobati penyakitnya. Alhasil, Kiki pun tahu diri untuk menuntut dibelikan sepatu. Tak hanya Kiki, Rini sang adik pun sekolah tanpa sepatu.
Bukan cuma soal sepatu, baju seragam Kiki pun bukan hasil beli di toko, melainkan pemberian dari teman-temannya atau kakak kelasnya yang sudah lulus. Wajarlah bila seragam Kiki terlihat lebih jelek dari siswa lainnya, maklum bukan barang baru. Pernah satu hari Kiki harus mendobeli celana seragamnya dengan celana mainnya, karena celana seragam pemberian dari temannya lebih besar dari ukuran tubuhnya. Usahanya untuk tetap berseragam malah mendapat teguran dari seorang guru, karena celana mainnya yang lebih panjang itu menyembul dari celana hijau seragamnya. Lucu ? Tentu tidak, ini menyedihkan buat Kiki.
Menjelang ujian bulan April 2006 nanti, Kiki semakin resah. Kepala sekolah sudah mengancam tak mengizinkan Kiki mengikuti ujian jika Kiki tetap bersandal ke dalam kelas. Kiki pun mengeluhkan hal ini kepada Ayahnya. Namun apa daya, sang Ayah pun hanya bisa pasrah dan mengucap janji, “Insya Allah”.
Pucuk daun singkong yang setiap hari dipetiknya semakin lama semakin habis. Ladang yang biasa menjadi tempatnya mencucurkan peluh itu, hanya menyisakan batang-batang singkong tak berdaun. Kiki dan teman-temannya pun diboyong pindah ke ladang lainnya yang lebih jauh. Hingga tak jarang, Kiki harus pulang selepas Isya. Bila tak ada lagi ladang singkong yang harus dipetik pucuknya, Kiki pun beralih profesi sebagai pemanjat pohon pepaya. Rupanya, bisnis si bos bukan hanya menjual daun singkong, tetapi juga menjual pepaya di pasar. Kiki dan seorang temannya lah yang diandalkan sebagai pemanjat. Meski jarang, tetapi hasil memetik buah pepaya ini lebih besar, yakni Rp 5.000,- perhari.
Kiki harus membayar mahal untuk kegiatannya sehari-hari itu, baik memetik pucuk daun singkong maupun pepaya. Bukan hanya warna kulitnya yang makin legam tersengat matahari, tapi prestasi di sekolahnya pun menurun. Dulu sebelum ia menjalani semua ini, ia masih mampu bersaing dengan teman-temannya dan meraih peringkat dua atau tiga di kelas. Kini, peringkatnya jauh menurun. Anak sekecil itu terlalu lelah membanting tulang untuk tiga ribu rupiah perhari. Esok, semoga Kiki mau bersekolah lagi. Ada sedikit rezeki untuk membeli sepatu baru buat Kiki. Senyum ceria si pemetik pucuk daun itulah yang dinanti di hari depan, bukan karena ia berhasil mengumpulkan seribu ikat daun singkong perhari. Melainkan senyum atas prestasi tertinggi yang diraihnya di sekolah.***
Tweet
Sepatu Baru untuk si Pemetik Daun Singkong (Cerita Inspiratif) Title : Sepatu Baru untuk si Pemetik Daun Singkong (Cerita Inspiratif)
Description : Usianya baru 12 tahun, duduk di bangku kelas 6 Madrasah Ibtida’iyah –setingkat SD-, namun posturnya yang tinggi membuat orang mengira ...
Rating : 5

0 Response to "Sepatu Baru untuk si Pemetik Daun Singkong (Cerita Inspiratif)"

← Newer Post Older Post → Home
Subscribe to: Post Comments (Atom)

Arsip Blog

  • ▼  2013 (49)
    • ►  September (11)
    • ►  August (1)
    • ►  March (4)
    • ▼  February (33)
      • Sepatu Baru untuk si Pemetik Daun Singkong (Cerita...
      • Design Tentara Masa Depan
      • Kendaraan Masa Depan
      • Concorde Adalah Pesawat Supersonik (pesawat dengan...
      • SlenderMan
      • Hukum Kuantun (Fisika)
      • Teori dan Konsepe Pada Mesin Wktu (Travelling Time)
      • Download Game Transformers War fo Cybertron
      • Download AngyBirds StarWars
      • Manusia Terkejam Di Dunia
      • V for Vendetta
      • Wanita di mata Lelaki (Cerita Inspiratif)
      • Download Winrar FREE
      • Cap Jempol Raksasa di Mars
      • Merk Tua yg Bertahan
      • Dinosaurus Terpopuler
      • Tekhnologi yg Berasal da Penemuan Fisika
      • Resep Kue Kering Semprit Sagu
      • Tiga kejadian pada air
      • Laporan analisis ham dalam uud 1945 (amandemen) da...
      • Energi- Fisika
      • KISAH INSPIRATIF
      • Kasih sayang Ibu
      • Lirik Lagu Christina Perri - A Thousand Years
      • lirik Lagu Move Like Jagger
      • LIrik Lagu One More Night
      • Lirik Lagu Cinta Sejati BCL (Ost. Habibie & Ainun)
      • Manusia yang Tidak Pernah Mati
      • Menumbuhkan empati anak
      • Belajar dari kegigihan semut
      • Rindu Rosul
      • Lirik Lagu Grenade Bruno Mars
      • WhiteHole vs BlackHole

Visitor

Visitor Counter
Visitor Counter

Page Review

Powered by Blogger.

Followers

Mengenai Saya

My Photo
NAUFAL SANG MASTER
Cilacap, Jawa tengah, Indonesia
View my complete profile
Back to top!
Copyright 2013 Naufal Hanif Amrulloh - All Rights Reserved Design by Mas Sugeng - Powered by Blogger